Sarasehan Pemuda Lintas Iman (Episode 2)
Oleh : Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung (Pendeta Jemaat, Ketua 3 PHMJ GPIB Marga Mulya)
Sekilas Profil Muhammadiyah
Masih melanjutkan artikel sebelumnya tentang Sarasehan Pemuda Lintas Iman yang dilaksanakan pada Jumat 9 Juni 2023, di Gedoeng Moehammadijah, artikel kali ini akan membahas pemaparan yang disampaikan oleh salah seorang dari tiga narasumber pemantik, yaitu Sdr. Nabhan Mudrik Alyaum (Ketua Bidang Pengkaderan PP IPM)
Dalam pemaparannya, Sdr. Nabhan menyampaikan bahwa mereka sangat senang menyambut GP Marga Mulya. Nabhan memperkenalkan tentang tempat di mana sarasehan dilaksanakan, yaitu di Gedoeng Mohammadijah yang merupakan tempat yang cukup bersejarah bagi Muhammadiyah dan difungsikan sebagai gedung pertemuan dan kantor untuk beberapa Majelis / Departemen di Muhammadiyah. Gedung tersebut juga sudah di-upgrade untuk mendukung penyandang disabilitas. Nabhan juga meringkaskan profil singkat Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia. Organisasi Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah. Namun pengertian dakwah yang dimaksud bukan hanya sekadar menyebarkan agama Islam agar orang masuk Islam. Dakwah yang dilakukan adalah lebih banyak berfokus pada isu-isu pendidikan dan sosial.
Nabhan juga menjelaskan bahwa di dalam organisasi Muhammadiyah sendiri terdapat yang disebut dengan “organisasi-organisasi otonom”, salah satunya mereka yang hadir dalam sarasehan pada hari itu, yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau disingkat IPM. Program-program yang dikerjakan oleh IPM berkaitan dengan pembinaan-pembinaan di seputar isu kepemimpinan, lingkungan hidup, juga melakukan advokasi pelajar. Jadi tampak bahwa bagian-bagian dari Muhammadiyah tidak hanya concern pada isu keagamaan melainkan yang berkaitan dengan aspek umum seperti bidang pendidikan.
Muhammadiyah Dan Isu Lintas Iman
Mengenai hubungan lintas iman, Nabhan mengungkapkan histori awal pendirian Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan turut terinsipirasi dengan orang-orang Kristen dalam kemajuan di bidang pendidikan dan rumah sakit. Dalam pendirian rumah sakit, KH Ahmad Dahlan meneladani Rumah Sakit Bethesda yang notabene merupakan Rumah Sakit rintisan umat Kristen. Para aktivis Muhammadiyah juga cukup banyak yang concern dalam relasi lintas agama.
Nabhan menceritakan bahwa ayahnya sendiri adalah seorang tokoh Muhammadiyah di Provinsi Lampung dan aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama. Jadi sejak di keluarga mereka terbiasa ber-relasi dengan pegiat-pegiat lintas iman. Bahkan ayahnya sendiri menulis disertasi tentang Nabiah dalam Kristen dan Islam. Nabhan hendak menunjukkan bahwa dalam Muhammadiyah, wawasan dan relasi lintas iman adalah bagian yang tak tak terpisahkan dari para anggota dan aktivisnya.
Hal lain terkait hubungan antar agama, Nabhan menceritakan tentang adanya fenomena di beberapa daerah di NTT dan Papua, sekolah-sekolah dan kampus-kampus Muhammadiyah di sana diisi oleh orang-orang yang beragama Kristen yang belajar. Mereka bahkan sampai hapal lagu “Sang Surya”, mars-nya Muhammadiyah. Meski demikian, mereka tetap beragama Kristen. Fenomena simpatisan aktif Kristen di Muhammadiyah ini kemudian disebut “Kristen-Muhammadiyah”, sebagaimana dituliskan dalam buku hasil penelitian Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ul Haq. Ini merupakan bukti kemauan dan kemampuan Muhammadiyah berdialog secara kreatif dengan umat berbeda agama.
Muhammadiyah juga pernah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Dialog Lintas Iman di Yogyakarta. Baru-baru ini IPM juga menggelar pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah yang bukan hanya mengajarkan Islam tetapi juga belajar toleransi. Untuk itu dalam pelatihan tersebut para peserta di bawa mengunjungi rumah ibadah agama lain, misalnya Vihara bahkan mengunjungi kelompok Muslim yang biasa dikucilkan di Indonesia, seperti Ahmadiyah dan Syi’ah. Hal-hal ini menunjukkan bagaimana Muhammadiyah memiliki keterbukaan untuk merangkul keragaman bahkan mereka yang minoritas.
Berkaca dari Muhammadiyah, maka umat Kristen juga dapat menemukan wajah kelompok Islam yang ramah dan juga memiliki semangat untuk membangun relasi lintas iman. Gereja-gereja hendaknya dapat meneladani semangat ini dengan secara aktif mengupayakan kegiatan-kegiatan yang menjalin relasi lintas iman. Mulai dari komunitas Muslim di sekitar gereja ataupun tempat tinggal di mana kita berada. Pengenalan yang mendalam kiranya akan menjembatani kerukunan antar umat beragama. Di mana ada kerukunan di sana ada damai sejahtera. Di mana ada syalom maka di sana terwujud tanda-tanda kerajaan Allah yang diamanatkan oleh Yesus Kristus bagi pengikutNya! []brh