Renungan 28 Mei 2023 |
ROH KUDUS MENGUBAH KEHIDUPAN
Kisah Para Rasul 2 : 1- 4
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia berjanji mengutus Roh Kudus sebagai penganti-Nya (Yoh.16:7). Janji yang disampaikan Yesus kepada para murid digenapi-Nya setelah Dia terangkat ke sorga. Penggenapan itu terjadi 50 hari setelah Hari Raya Paskah, inilah Hari Raya Pentakosta. Hari raya ini merupakan salah satu dari tiga hari raya tahunan yang utama (bdg. Ul.16:16), yaitu suatu hari raya pengucapan syukur atas hasil panen. Dalam Kisah Para Rasul 2:1-4 diceritakan, setelah kenaikan Yesus ke surga, para murid berkumpul di suatu tempat, kemungkinan di ruang atas suatu rumah tempat mereka menumpang dan dipakai untuk Perjamuan Terakhir (Kis 1:13). Dalam suasana sedih, takut dan serba tak menentu, mereka bertekun dalam doa sambil menanti janji kelengkapan kuasa. (bng. Luk. 24: 49). Ketika para murid sedang berkumpul, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras dan tampaklah kepada mereka seperti lidahlidah api. Sesuatu seperti angin (Pneuma berarti roh), merupakan lambang dari kuasa Roh yang keberadaan-Nya tidak kelihatan (bnd. Yohanes 3:8), serta tanda kelihatan seperti lidah-lidah api melambangkan bahasa yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan berita lnjil. Allah menunjukkan kehadiran-Nya dengan cara spektakuler, yakni api dan Roh Kudus Nya (ay.2).
Dari bacaan ini, ada dua pelajaran yang dapat dipelajari. Pertama, Roh Kudus diberikan dalam rangka memperlengkapi pemberitaan lnjil. Kedua, peristiwa turunnya Roh Kudus ditandai oleh peristiwa pembebasan manusia dari ketakutan dan dinding pembatas baik suku, bangsa maupun bahasa. Allah menggunakan semua orang berdasarkan panggilan-Nya. Dengan hikmat, kuasa dan kewenangan dari Dia, tiap orang percaya dapat mengambil bagian dalam pemberitaan tentang perbuatan-perbuatan besar yang Allah lakukan. |
Renungan 21 Mei 2023 |
KRISTUS DIMULIAKAN
Mazmur 19 : 2 – 4
Steady State Theory yang dicetuskan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dan Quantum Universe Theory yang dicetuskan oleh W.L. Craig, mengatakan bahwa asal mula alam semesta tidak diciptakan oleh Allah. Kedua teori ini menjelaskan bahwa alam semesta tidak mempunyai awal dan tidak akan berakhir. Big Bang Theory yang dicetuskan oleh A. Friedman menyatakan bahwa alam semesta terjadi akibat dentuman besar.
Tentu teori tersebut bertolak belakang dengan Mazmur 19:2 yang menyatakan, ‘Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” Ayat ini dalam bahasa aslinya membahas keadaan sekarang, bukan masa lampau, yakni, langit ‘sedang menceritakan,” dan cakrawala “sedang memberitakan” karya Allah. Alkitab jelas mengatakan bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah (Kej.1:1; Maz. 33:6; 124:8; Yes.40:28;
Yer.32:17; Yoh.1:3; Rm.1:20; Kol.1:16-17).
Banyak ilmuwan besar dunia yang dalam kecerdasannya tetap mengakui eksistensi dan karya Allah, antara lain: Michael Faraday (1791-1867) mengatakan the book of nature which we have to read is written by the finger of God. Isaac Newton (1643-1727) mengatakan jangan meragukan Sang Pencipta karena tidak dibayangkan bahwa kecelakaan saja bisa menjadi pengendali alam semesta ini; Johanes Keppler (1571-1630) dalam karyanya tentang astronomi menyinggung ruang dan benda langit mewakili Allah.
Hari ini kita berada dalam minggu pemuliaan Yesus. Yesus Kristus dimuliakan merujuk pada kenaikan-Nya ke surga (lih. Yoh.7:39). Makna teologis kenaikan Yesus adalah untuk menggenapkan dan menunjukkan kemuliaan serta
kekuasaan Kristus Yesus atas seluruh ciptaan. la memerintah dan memelihara seluruh ciptaan.
Dengan mengingatrayakan (Yun. anamnesis) kenaikan Yesus, marilah kita memelihara dan menjaga alam semesta ciptaan Tuhan. Soli Deo Gloria |
Renungan 21 Mei 2023 |
KEBANGKITAN KRISTUS MENJADI BERKAT BAGI SELURUH CIPTAAN
Lukas 24 : 13 – 17
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelenggarakan KTT Bumi pada tanggal 3 Juni – 4 Juni 1992 di Rio de Jeneiro, Brazil. KTT Bumi diikuti oleh 172 negara dan dihadiri oleh 108 kepala negara dan 2400 perwakilan organisasi non pemerintah. Tujuan KTT Bumi adalah untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan skala global. Dalam KTT Bumi juga dirumuskan “Teologi Ciptaan” yang menyatakan bahwa seluruh ciptaan berharga di mata Tuhan dan manusia bertanggungjawab untuk memelihara dan mengelola alam ciptaan (bnd. Mazmur 104).
Dalam bacaan hari ini, diceritakan bahwa Yesus Kristus yang bangkit menjumpai dua orang murid-Nya yang sedang dalam perjalanan ke Emaus, namun mereka tidak mengenal-Nya, karena ada sesuatu yang menghalangi mata mereka (ay.16). Kesedihan yang mendalam, keegoisan dan pemahaman yang salah tentang pengharapan mesianik telah menghalangi mereka untuk mengenal Yesus yang saat itu berjalan bersama mereka. Di zaman modern ini, banyak orang telah dibutakan pikiran dan hatinya oleh kerakusan, keegoisan dan keserakahan, sehingga mengeksploitasi alam sedemikian rupa yang mengakibatkan kerusakan alam.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti perkembangan senjata nuklir, limbah industri, efek rumah kaca yang dapat menimbulkan gangguan ekologis, perubahan iklim ekstrim, peningkatan suku global; yang sejatinya membawa kebaikan bagi seluruh ciptaan, justru merusak manusia dan alam sekitar oleh karena kerakusan serta keegoisan manusia. Padahal Allah Sang Pencipta memerintahkan manusia untuk memelihara dan memberdayakan alam demi kesejahteraan ciptaan. Melalui kebangkitan Kristus, marilah kita menjaga, merawat dan melestarikan alam ciptaan Tuhan demi kebaikan dan kesejahteraan seluruh ciptaan. Soli Deo Gloria. |
Renungan 7 Mei 2023 |
PENGHARAPANNYA MENGHIDUPI TERUS TINDAKAN KASIHNYA
1 Tesalonika 1: 2 – 5
Sewaktu di Korintus (Kis.17:1-18:5), Paulus mendapat kabar tentang kehidupan beriman jemaat di Tesalonika. Mendengar kabar tersebut, Paulus, Silas atau Silwanus, dan Timotius menyampaikan ungkapkan kegembiraan dan rasa syukur dalam suratnya kepada para pengikut Kristus di kota Tesalonika. Perasaan kagum akan kehidupan beriman jemaat di Tesalonika, membuat Paulus dan rekan-rekannya sering menyebut jemaat Tesalonika dalam doa.
Bersama kedua sahabatnya, Paulus menyakini bahwa oleh rahmat-Nya Allah telah memilih jemaat Tesalonika menjadi milik-Nya. Sebagaimana jemaat di Tesalonika, maka gereja juga telah dipilih dan menjadi milik Kristus. Oleh pekerjaan Roh Kudus, gereja hadir dalam dunia untuk disertakan dalam rencanaNya, yakni hidup menjadi model bagi orang percaya yang menanti kedatangan Yesus untuk membebaskan mereka dan menghukum orangorang berdosa (ay.10).
Jemaat Tesalonika memperlihatkan pekerjaan iman, kehidupan yang mengasihi, serta ketekunan pengharapan. Mereka berusaha sungguh-sungguh terdorong karena percaya kepada Kristus. Mereka berusaha untuk hidup mengasihi Allah dan sesama. Semua usaha itu dihidupi juga oleh keyakinan akan pengharapan, yakni keselamatan.
Orang-orang Tesalonika bukan hanya sekadar percaya, namun sungguh-sungguh yakin dan bergantung pada Kristus. Akhirnya, mereka menjadi model kehidupan beriman yang layak dijadikan teladan. Kiranya karena ketekunan akan pengharapan, gereja melalui warga jemaat membuahkan imannya dengan bergiat mengungkapkan rasa kasih kepada Allah dan sesama.
Peristiwa Paskah diyakini memberi spirit baru yang menghidupi dirinya tetap berkarya nyata dalam persekutuan dan masyarakat. Berbagai karya menghidupi cinta dan pengampunan Allah untuk membaharui kehidupan bersama dalam cita-cita keharmonian relasi perjumpaan antar manusia, juga manusia dengan semua ciptaan dalam saling mengasihi, serta bersama memelihara pengharapan akan keselamatan. |