Oleh: Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung
Awal September 2024 Indonesia sedang mendapatkan kegembiraan melalui Kunjungan Bapa Paus Fransiskus. Kunjungan pimpinan Gereja Katolik se-dunia merupakan sapaan yang sangat berharga bagi persaudaraan antar bangsa dan juga antar agama.
Selaras dengan semangat persaudaraan itu, pada Kamis, 6 September 2024, GPIB Marga Mulya dikunjungi para Frater Katolik dari kongregasi SCJ (Sacré-Cœur de Jésus). Mereka adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Teologi Wedabhakti Yogyakarta. Dalam rangka perkuliahan Oikoumensme yang sedang mereka pelajari, mereka memilih GPIB sebagai teman Protestan untuk berdiskusi.
Mewakili Pelaksana Harian Majelis Jemaat, Pdt. Boydo Hutagalung dan Pnt. John Duka menyambut kunjungan para saudara Katolik tersebut.
Pertanyaan pertama yang disampaikan oleh para Frater adalah tentang Sejarah GPIB Marga Mulya. Mereka juga tertarik membahas tentang Protestantisme, khususnya terkait aliran Calvinisme. “Bagaimana Calvinisme memengaruhi GPIB?” Pdt. Boydo Hutagalung menjelaskan bagaimana ajaran-ajaran Yohanes Calvin memengaruhi Pemahamain Iman GPIB, misalnya ajaran mengenai dunia sebagai panggung kemuliaan Allah (Theatrum gloriae Dei). Calvin berpendapat bahwa dunia dan seluruh bidang kehidupan di dalamnya sebagai tempat di mana manusia melayani Tuhan. Apapun pekerjaan yang digeluti hendaknya dilakukan dalam kesadaran untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Alam ini pun adalah ruang kehadiran Tuhan. Dengan demikian manusia harus mengendalikan keegoisannya dalam mengeksploitasi dan merusak alam.
Ada beberapa ajaran lain dari Calvin yang menjadi ciri khas dalam pemahaman iman GPIB, misalnya terkait Gereja Sebagai Ibu, tentang hubungan negara dan gereja, dan lain sebagainya. Yang paling menonjol dari pengaruh Calvin terhadap GPIB adalah pola penatalayanan gereja dengan sistem Presbiterial Sinodal. Dalam konteks GPIB sistem tersebut mengalami kontekstualisasi, salah satunya melalui jabatan pelayanan gerejawi yang terdiri dari Penatua, Diaken, dan Pendeta.
Lebih lanjut para Frater menanyakan apa yang dipahami oleh GPIB mengenai Oikoumenisme serta apa saja yang telah diupayakan. Pdt. Boydo dan Pnt. John menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan lintas gereja yang dilakukan. Misalnya dengan mengundang para pendeta gereja-gereja selain GPIB untuk melayani di Ibadah-Ibadah Minggu dan Pembinaan yang ada di GPIB Marga Mulya. Selain itu kunjungan oikoumenis dilakukan oleh warga jemaat GPIB Marga Mulya saat mendampingi para pendeta yang melayani ke gereja-gereja lain sambil membawa tim paduan suara. GPIB Marga Mulya juga mengajarkan semangat oikoumenisme kepada para katekumennya dengan mengadakan pembelajaran melalui kunjungan serta dialog ke gereja-gereja lain, seperti HKBP, Gereja Katolik Kidul Lodji, Gereja Kristen Kalam Kudus, GPDI Hagios. Apabila ada undangan kegiatan oleh gereja-gereja lain, GPIB Marga Mulya, sedapat mungkin menghadirinya sebagai wujud kebersamaan. Melalui Gerakan Pemuda GPIB Marga Mulya juga dijalin hubungan lintas pemuda gereja, yaitu dengan mengadakan Ibadah Gabungan Lintas Gereja (GPIB Marga Mulya, GKI Gejayan, GKI Ngupasan, GKJ Gondokusuman).
Ini kali ketiga, GPIB Marga Mulya dikunjungi oleh para frater dari berbagai Kongregasi yang ingin mengenali lebih jauh tentang gereja Protestan. Ada yang ingin mengetahui tentang ajaran Protestan. Ada yang datang mengikuti ibadah Minggu untuk mengamati liturgi di gereja kami. Ada juga yang datang untuk mendiskusikan tentang concern gereja kami terkait isu relasi antar gereja dan lintas iman. Ada juga yang datang karena ingin beribadah Taize bersama GPUB Marga Mulya.
Jemaat GPIB Marga Mulya senang sekali karena para frater, bruder dan suster mau mengunjungi saudara Protestannya. Meski baru dari kalangan mahasiswa yang berkunjung dan berdialog ke GPIB Marga Mulya, tapi GPIB Marga Mulya berharap benih persaudaraan dan saling menghormati tersemai. Ketika para frater, bruder, suster kembali ke daerah basis kongregasi ataupun ditempatkan di berbagai daerah, semoga ingatan kebersamaan dengan GPIB Marga Mulya menyemangati mereka untuk tetap mau bersahabat lintas gereja. Semoga relasi Protestan dan Katolik juga semakin terjalin harmonis bahkan bekerja sama untuk membawa berbagai kebaikan bagi dunia.
[]brh