Oleh Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung
Kamis, 23 Mei 2024,
Komisi Teologi dan Persidangan Gerejawi (TPG) bersama Komisi Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani – Peningkatan Peran Keluarga (PPSDI-PPK), GPIB Marga Mulya mengadakan pembinaan mengenai Tata Ibadah GPIB. Adapun pesertanya ialah seluruh anggota komisi TPG, pengurus Pelkat, dan perwakilan Presbiter (dalam hal ini para Kordinator Sektor).
Acara ini dimulai dengan ibadah pembukaan yang dilayani oleh Pdt. Roro Diah Kusumawati Roni, selaku Ketua Majelis Jemaat yang membidangi bidang Teologi dan Persidangan Gerejawi. Selanjutnya sambutan dan pengarahan mewakili Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ), oleh Pnt. Nur Dewanto (Ketua V PHMJ). Sebagai Pembina adalah Pdt. Boydo Rajiv Hutagalung, Pendeta Jemaat/Ketua III PHMJ.
Pembinaan yang dilaksanakan di Ruang Adipati, Hotel D’Senopati ini memiliki tujuan praktis dalam pelayanan. Pertama, sebagai upaya mensosialisasikan hasil keputusan-keputusan Persidangan Sinode GPIB mengenai Tata Ibadah. Masih banyak banyak presbiter, pengurus dan pelayan Pelkat yang belum mengetahui prinsip dasar teologi ibadah, perkembangan model liturgi, serta anjuran-anjuran petunjuk pelaksanaan dan teknisnya. Para pelayan perlu mengetahui hal-hal apa saja yang sifatnya esensial atau mendasar bagi GPIB sebagai bagian dari penghayatan iman dan spiritualitas di GPIB.
Kadang-kadang di antara para pelayan maupun jemaat ada yang merasa asing terhadap model liturgi atau kreasi di dalam ibadah tertentu yang baru-baru ini dilaksanakan. Hal ini di satu sisi bisa jadi menyebabkan konflik dan di sisi lain bisa membuat keraguan dalam berkreasi. Oleh sebab itu para pelayan perlu mengetahui hal-hal apa yang sifatnya “adiafora” (tidak dilarang di dalam Alkitab dan tidak bertentangan dengan kesepakatan gereja), yang bisa dibijaki. Dengan demikian maka pelayanan ibadah dapat tetap berjalan secara kreatif dan bertanggungjawab.
Tujuan praktis kedua dari pembinaan ini adalah untuk memberdayakan para Presbiter (yang diwakili Kordinator Sektor), anggota pengurus Komisi TPG dan seluruh pengurus/pelayan Pelkat dalam menyusun Tata Ibadah secara mandiri. Diharapkan para pelayan mampu untuk memilih lagu yang tepat untuk setiap Rumpun dan Unsur liturgi, mampu menerjemahkan pesan perikop Alkitab dan Tema Ibadah ke dalam rangkaian liturgi, serta mampu memilih nyanyian-nyanyian secara variatif dan sesuai dengan kalender gerejawi.
Setelah materi bina disampaikan dan jeda makan siang bersama, para peserta melanjutkan dengan Lokakarya, yaitu mempraktikkan materi yang didapatkan dengan melakukan penyusunan liturgi/tata ibadah. Targetnya sederhana, yaitu menyusun daftar nas Mazmur dan lagu yang akan digunakan dalam Tata Ibadah untuk 3 bulan ke depan. Para Presbiter (Kordinator Sektor) bertugas menyusun Tata Ibadah Keluarga, para Pengurus Pelkat menyusun Tata Ibadah untuk Pelkat masing-masing, sedangkan Komisi TPG menyusun Tata Ibadah Minggu.
Di akhir Lokakarya, rata-rata tim penyusun hanya mampu untuk menyusun tata ibadah untuk 2 bulan saja. Para peserta mengakui bahwa tidak mudah untuk menyusun tata ibadah yang didasarkan pada kesesuaian pilihan nyanyian dengan tema dan pesan perikop bacaan Alkitab. Tidak mudah pula untuk mencari dan menentukan nas mazmur dan lagu yang tepat sesuai unsur liturgi. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat para peserta kebanyakan relatif belum terbiasa menyusun liturgi dan masih terbatasnya perbendaharaan lagu-lagu yang dikuasai. Meski demikian, pola Lokakarya ini diharapkan dapat membantu para pelayan untuk lebih matang dalam mempersiapkan Tata Ibadah dari jauh hari. Diharapkan, Lokakarya Penyusunan Liturgi seperti ini dapat dilaksanakan setidaknya siap 4 bulan sekali. Kita doakan semoga upaya yang dilakukan para pelayan Tuhan akan berbuah baik untuk persekutuan jemaat GPIB Marga Mulya! []brh